Tugas 3 : Organisasi
ORGANISASI
NAMA :
ANUGRAH RIMBIT W
NPM :
20216975
KELAS :
1EB14
1EB14
DOSEN PEMBIMBING :
FITRIA, SE
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan soft skill dalam jurusan akuntansi.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan karya tulis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Depok, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………........
DAFTAR ISI ……………...…………………..…….........
BAB I.PENDAHULUAN…………..................................
1.1 Latar Belakang …………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………
1.3 Tujuan Penulisan ……………………….
1.4 Manfaat Penulisan ……….……….....
1.5 Metodologi Penulisan …………….......
BAB II. ISI ……………………………………......
2.1 Pengertian organisasi…...........................
2.2 Bentuk-bentuk Struktur Organisasi ……...
2.3 Perbedaan antara Struktur Organisasi Garis, Garis dan Staf,serta Fungsional…….......
2.4 Fungsi Kelompok Kerja dan Cara Pembentukkannya...................
2.5 Alasan Timbulnya Organisasi Informal dalam Perusahaan ....
2.5 Alasan Timbulnya Organisasi Informal dalam Perusahaan ....
BAB III. PENUTUP………………………………….....
Kesimpulan………………………………......
DAFTAR PUSTAKA …………………………….......
Tahap
Pembentukan (Forming)
Tahap
timbulnya Konflik (Storming)
Tahap
Normalisasi (Norming)
Tahap
berkinerja (Performing)
Tahap
Pembubaran (Adjourning)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi
adalah unit sosial, terdiri dari sekelompok orang yang berinteraksi untuk
mencapai rasionalitas tertentu. Sebagai unti sosial, organisasi terdiri dari
orang-orang dengan latar belakang sosial ekonomi, budaya,dan motivasi yang
berbeda. Pertemuan budaya dan motivasi orang-orang dari berbagai latar belakang
yang berbeda mempengaruhi perilaku individual dan menimbulkan problem dalam
proses keorganisasian kerena menyebabkan terjadinya benturan nilai-nilai
individual yang dapat menjadi faktor pengganggu dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Oleh karena itu setiap organisasi perlu menciptakan nilai-nilai
yang dianut bersama untuk membangun system keorganisasian guna menyeragamkan
pemikiran dan tindakan serta mengubah perilaku individual ke perilaku organisasional.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah:
1.2.1 Pengertian organisasi
1.2.2 Bentuk-bentuk struktur organisasi
1.2.3 Perbedaan antara struktur organisasi garis, garis dan staf, serta fungsional
1.2.4 Fungsi kelompok kerja dan cara pembenukkannya
1.2.5 Alasan timbulnya organisasi informal dalam perusahaan
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan softskill
1.3.2 Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi pengantar bisnis
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.4.1 Agar mahasiswa mengenal dan memahami dunia bisnis
1.4.2 Agar menambah wawasan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai bisnis
1.5 Metodologi Penulisan
Untuk mempermudah dan membantu kelancaran penulisan yang dilaksanakan, maka penulis menggunakan metode kepustakaan, yakni
a. Penulis juga mencari sumber lainnya melalui situs-situs internet.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu,
terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.[1] Kajian mengenai organisasi sering
disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour),
atau analisis organisasi (organization analysis
Terdapat beberapa teori dan perspektif
mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.[1] Organisasi pada
dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul,
bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.[1]
Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut.
·
Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama [2].
·
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama [3].
·
Chester I. Bernard berpendapat bahwa
organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih[4].
·
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.[5].
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang
sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.[1] Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya
manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran [1]
Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.[1] Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.[1] Akan tetapi
sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur
2.2 Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
Bentuk-bentuk Struktur
Organisasi yang sering digunakan dalam organisasi pada umumnya terdiri dari 3
bentuk, yaitu Struktur Organisasi Fungsional, Struktur Organisasi Divisional
(berdasarkan Produk/Pasar) dan Struktur Organisasi Matriks.
Struktur Organisasi
Fungsional
Struktur Organisasi
Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi
yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk
Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya
seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia.
Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan
dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat
untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan
beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat
menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar
unit kerja.
Struktur Organisasi
Divisional
Struktur Organisasi
Divisional (Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang
dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis.
Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang
berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih
tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
Struktur Organisasi Matriks
Struktur Organisasi Matriks
(Matrix Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi
Fungsional dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi tersebut. Struktur
Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi Proyek
karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan
kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya.
Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana
seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di
unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur Organisasi ini biasanya
digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau perusahaan-perusahaan
multinasional.
2.3 Perbedaan antara Struktur Organisasi Garis, Garis dan Staf, serta Fungsional
Pada dasarnya, dalam penyusunan struktur organisasi
dikenal beberapa jenis hubungan, di antaranya sebagai berikut.
a. Struktur Organisasi Garis (Line Relation)
Merupakan struktur organisasi yang paling sederhana
dan yang paling tua. Dalam struktur organisasi garis, aliran tugas dan tanggung
jawab terlihat jelas dengan arah vertikal, artinya wewenang mengalir dari atas
ke bawah, sedangkan tanggung jawab dari bawah ke atas.
Kelebihan :
1) Adanya kesatuan komando karena kepemimpinan
berada di tangan satu orang.
2) Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan
cepat.
3) Tingginya rasa solidaritas dan kekeluargaan
antarkaryawan.
4) Pembagian kerja jelas.
Kekurangan :
1) Pemimpin mempunyai tugas dan tanggung jawab yang
berat.
2) Kelangsungan hidup organisasi tergantung pada satu
orang, pemimpin.
3) Pemimpin cenderung bertindak otokrasi.
4) Sistem kerja bersifat individual.
5) Terbatasnya kesempatan karyawan untuk berkembang.
6) Cenderung banyak terjadi kesalahan karena pemimpin
tidak serba bisa.
b. Struktur Organisasi Fungsional atau Staf (Staff
Relation)
Organisasi fungsional atau staf bermula diciptakan
oleh F.W. Taylor, di mana segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang
jelas. Oleh karena itu, setiap atasan berwenang memberi komando kepada bawahan,
sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
Kelebihan :
1) Adanya spesialisasi pekerjaan.
2) Pembagian kerja jelas.
3) Koordinasi mudah dijalankan.
4) Sudah memiliki tenaga ahli di bidangnya.
Kekurangan :
1) Pemimpin tidak mempunyai bawahan yang jelas.
2) Keterampilan karyawan terbatas pada satu bidang.
3) Koordinasi menyeluruh susah dilakukan.
4) Karyawan bersifat individual.
c. Struktur Organisasi Garis dan Staf
Pada bentuk organisasi garis dan staf, terdapat satu
atau beberapa orang staf. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu,
yang bertugas memberi nasihat dan saran dalam bidangnya kepada pimpinan di
dalam organisasi tersebut.
Kelebihan :
1) Dapat dipakai oleh organisasi besar.
2) Keputusan bisa dipertanggungjawabkan karena ada
staf ahli.
3) Pembagian kerja jelas antara lembaga garis dan
staf.
4) Prinsip the right man on the right place dapat
diterapkan.
Kekurangan :
1) Membutuhkan tenaga yang cukup banyak.
2) Karyawan cenderung tidak saling mengenal.
3) Kurangnya solidaritas karyawan.
4) Sulit dilakukan koordinasi.
2.4 Fungsi Kelompok Kerja dan Cara Pembentukkannya
Fungsi Kelompok:
Pemenuh kebutuhan
Kelompok dapat mengurangi rasa
ketidakamanan, menimbulkan rasa mampu mengatasi ancaman terhadap diri pribadi,
dan dapat memenuhi kebutuhan akan afiliasi atau keinginan untuk berhubungan
dengan orang lain.
Fungsi Kelompok
Fungsi kelompok bagi anggotanya
Pengembang, penunjang, dan
pemantap dari identitas dan pemelihara dari harga diri
Dalam bekerja, anggota
memperoleh identitas dari kelompok kerjanya.
Penetap dan penguji
kenyataan/realitas sosial
Persepsi kelompok memberikan
kepastian kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat
tidaknya suatu pandangan.
Mekanisme pemecahan masalah dan
pelaksanaan tugas
Kelompok dapat membantu
memecahkan masalah yang dialami oleh salah seorang anggotanya, dengan
pengumpulan data dan/atau pemberian alternatif penyelesaian.
Fungsi kelompok bagi organisasi
Pelaksana tugas yang majemuk
dan saling tergantung
Misalnya kelompok pengebor
minyak. Masing-masing anggota memiliki tugasnya masing-masing dan penyelesaian
tugas tersebut saling tergantung satu sama lainnya.
Cara Pembentukkannya
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai 5 (lima)
Tahap Perkembangan Kelompok yang dimaksud oleh Bruce Tuckman :
Tahap
Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pembentukan
kelompok kerja, para anggota mulai mempelajari tugas yang diberikan dan
berkenalan dengan anggota lainnya. Tahap Forming ini dikarakteristikkan oleh
banyaknya ketidakpastian, para anggota kelompok masih tidak terlalu jelas
mengenai Tujuan dan Objective kelompok, merasa kebingungan, masih
menyembunyikan perasaan masing-masing, keterlibatannya masih kurang.
Tahap
timbulnya Konflik (Storming)
Tahap kedua adalah Tahap timbulnya konflik yang menurut
Tuckmen disebut dengan Storming. Para anggota mulai bekerja tetapi mereka
cenderung akan mempertahankan pendapat mereka sendiri, menolak batasan-batasan
yang ditetapkan oleh Kelompok terhadap Individu mereka. Tahap Storming
ini dikarakteristikan oleh konflik Intra Kelompok. Beberapa tanda-tanda bahwa
Kelompok berada di Tahap Storming adalah timbulnya kemarahan, perasaan
menyebalkan, ketidaknyamanan, terjadinya adu pendapat / konfilik dan kegagalan.
Tahap
Normalisasi (Norming)
Tahap ketiga adalah Tahap Normalisasi (Norming) yaitu
Tahap terbentuk hubungan yang dekat antar anggota kelompok dan menetapkan
aturan-aturan serta menemukan cara komunikasi yang tepat supaya dapat membantu
mereka mencapai tujuan yang diinginkan. Tanda-tanda Kelompok berada di Tahap
Norming adalah adanya peninjauan ulang dan penjelasan mengenai Objective/Tujuan
Kelompok, timbulnya persahabatan dan kerjasama antar anggota kelompok, mulai
dapat mendengar pendapat anggota lain serta dapat meng-identifikasi-kan
kekuatan dan kelemahan.
Tahap
berkinerja (Performing)
Tahap keempat adalah Tahap berkinerja (Performing) dimana
semua anggota kelompok telah dapat bekerja dan berfungsi secara penuh. Pada
tahap ini, semua anggota memiliki kebersamaan, Percaya diri, kreatif, Inisiatif
dan semangat yang tinggi serta Sukses.
Tahap
Pembubaran (Adjourning)
Tahap ini dikhususkan untuk Kelompok-kelompok kerja yang
bersifat sementara. Setelah suatu proyek selesai ataupun suatu permasalahan
berhasil dituntaskan, kelompok kerja tersebut akan dibubarkan.
Catatan : Untuk kelompok-kelompok kerja yang permanen,
Tahap terakhir adalah di Tahap berkinerja (Performing).
2.5 Alasan Timbulnya Organisasi Informal dalam Perusahaan
Pada dasarnya semua individu memiliki
kebutuhan untuk mendapat kepuasan dalam berafiliasi dengan orang-orang di
lingkungannya atau dengan kata lain manusia tidak pernah puas, jika dalam
organisasi formal kebutuhan tersebut dapat dipenuhi, maka ia akan mencari
sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dan sumber itu ialah organisasi
informal. Dan biasanya organisasi informal muncul dikarenakan adanya sekelompok
orang yang memiliki kebutuhan yang sama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Organisasi dikatakan berhubungan dengan
aspek sosial, karena memang subjek dan objeknya adalah manusia yang diikat oleh
nilai-nilai tertentu. Nilai adalah hakekat moralitas, kehendak untuk memenuhi
kewajiban manusia, baik dalam organisasi formal maupun organisasi informal.Bentuk-bentuk
Struktur Organisasi ada 4 macam, yaitu : Struktur Organisasi
Lini, Struktur Organisasi Lini & Staff, Struktur Organisasi
Fungsional, Struktur Organisasi Fungsional & Staff
DAFTAR PUSTAKA